Jumat, 21 November 2008

ketika uang berbicara




(Reuters)
London - Jadi apa yang harus dilakukan ketika muncul kesadaran bahwa kekurangan adalah satu- satunya "kelebihan" yang dipunyai ketika menghadapi lawan? Tidak banyak tentu saja kecuali kesadaran akan kekurangan itu sendiri.

Pertanyaannya kemudian adalah apa yang harus dilakukan ketika benturan benar terjadi? Pertanyaan inilah yang selalu dihadapi klub-klub "kecil" Inggris setiap harus bertanding dengan klub-klub elit. Klub dengan sumber daya terbatas melawan klub bersumber daya yang lebih longgar. Klub dengan sumber finansial terbatas dengan mereka yang lebih kaya.

Sebenarnya perbedaan antara mereka yang mempunyai kelebihan dengan yang berkekurangan hanyalah pada persoalan keragaman pilihan. Opsi. Tetapi mempunyai keragaman pilihan adalah sebuah kemewahan dan segalanya dalam sepakbola.

Katakanlah dalam sebuah pertandingan, ketika situasi tidak sesuai dengan harapan, manajer yang bagus akan dengan jeli mempunyai ide untuk mengubah taktik dan strategi, serta mempunyai sumber daya untuk melakukannya.

Atau dengan sumber daya yang cukup -- pemain yang bagus -- manajer yang bagus akan dari semula bisa merancang sekian macam skenario taktik dan strategi untuk memenangkan pertandingan.

Lalu apakah itu berarti klub kecil akan selalu kalah dari klub elit? Lebih sering kalah, tetapi tidak selalu.

Klub kecil, karena terbatasnya pilihan, terbantu untuk kemudian berkonsentrasi pada satu taktik saja dan kemudian mematangkannya secara maksimal. Ini bisa menjadi sebuah keuntungan. Misalnya dengan merancang serangan semata-mata dari bola mati, baik itu tendangan bebas, tendangan sudut, atau lemparan bola. Misal lain, bertahan total dan sekali-kali melakukan serangan balik.

Seperti seharusnya inisiatif serangan tentu saja berada di pihak klub yang lebih besar. Toh klub besarlah yang menyandang beban ekspektasi kemenangan, bukan klub kecil. Klub besarlah yang harus mengubah taktik dan strategi mereka untuk meraih kemenangan.

Taktik atau strategi semacam ini sangat kentara terutama dalam pertandingan non kompetisi yang menggunakan sistem gugur. Piala FA dan Piala Liga di Inggris dikenal sebagai kuburan klub-klub besar, tumbang ditangan klub yang lebih inferior karena faktor ini.

Namun perangai dalam kompetisi tentu saja berbeda. Kompetisi memerlukan konsistensi. Dan konsistensi sangat sulit dijaga apabila sumber daya tidak mencukupi.

Kalau diperhatikan, klasemen Premier League dari tahun ke tahun adalah cerminan hampir sempurna dari ukuran kekayaan klub-klub yang terlibat.

Bukanlah kebetulan kalau di Inggris dikenal istilah elit empat besar, istilah yang sebenarnya baru muncul 10 tahun belakangan ini. Manchester United, Chelsea, Liverpool, Arsenal adalah klub dengan dukungan keuangan yang cukup dan karenanya mampu menyewa manajer dan pemain yang bagus. Merekalah yang paling mempunyai keragaman pilihan untuk menjaga konsistensi penampilan.

Gambaran besarnya, di papan tengah adalah klub-klub kelas menengah dengan kekayaan menegah pula dan pemain maupun manajer kelas menengah pula. Di papan bawah cerita serupa juga terjadi.

Setiap tahun bahkan sebelum kompetisi dimulai para pengamat maupun penggemar bola dengan gampang bisa meramalkan siapa yang kira-kira akan juara, mengalami degradasi, ataupun duduk di papan tengah dengan relatif akurat.

Sebenarnya bukan hanya di Inggris. Kalau diperhatikan di kompetisi lain di daratan Eropa pola semacam juga terjadi. Bahkan di Liga Champions ketika sistem pertandingannya diubah menjadi semi kompetisi dari sistem gugur, maka mereka yang masuk ke semifinal ataupun final selalu saja didominasi oleh klub-klub elit Eropa. Sekali lagi konsistensi karena tunjangan sumber finansial yang cukup menjadi kunci.

Jarang sekali misalnya klub seperti FC Porto mampu menerobos membuat kejutan untuk menjadi juara. Atau seperti di masa lalu ketika klub Inggris seperti Notingham Forest, dua kali berturut-turut, dan Aston Villa, bisa menjadi juara Piala Champions. Bahkan klub semacam FC Bruges dari Belgia bisa masuk final Piala Champions.

Apa boleh buat, dalam dunia nyata uang memang berbicara.

Selasa, 09 September 2008

'Salam Terakhir' Kahn di Lapangan Hijau


REUTERS/Alexandra Beier
Munich - Berakhirnya dua dekade karir profesional Oliver Kahn sebagai penjaga gawang ditandai dengan laga testimoni Bayern Munich kontra Jerman XI yang berakhir imbang 1-1.

Dalam pertandingan di Allianz Arena tersebut, Kahn tampil mengawal gawang Bayern yang dibelanya sejak tahun 1994 setelah hijrah dari Karlsruher (1987-1994). Dia hanya kebobolan sekali pada menit 33.

Di partai terakhirnya Kahn yang kini berusia 39 tahun ditangani oleh pelatih terkini Munich, Juergen Klinsmann, yang tak memilihnya jadi kiper nomor satu skuad Jerman di Piala Dunia 2006.

"Malam ini sangat membuatku tergerak, mungkin momen paling menggerakkan (hati) dalam karirku. Sepanjang karir, aku banyak berada dalam tekanan di mana sekarang aku menikmati ada di stadion ini di depan fans-fans untuk satu kali terakhir," ucap Kahn seperti dikutip AFP, Rabu (3/9/2008).

Setelah melakukan serangkaian penyelamatan dalam pertandingan, Kahn ditarik ke luar pada menit 75 untuk digantikan Michael Rensing. Setelah itu dia melakukan lap of honour di depan 50 ribu fans yang hadir langsung di Allianz-Arena.

"Ini adalah akhir dari masa luar biasa dalam hidupku tapi juga awal dari sesuatu yang baru," tutur pria yang bakal mulai menjadi konsultan TV pada 10 September mendatang untuk laga kualifikasi Piala Dunia antara Jerman versus Finlandia.

Sepanjang karirnya di level klub, Kahn tampil 557 kali di Bundesliga untuk Karlsruher dan Munich. Sederet gelar sudah dipersembahkannya termasuk delapan kali gelar juara Bundesliga (1997, 1999, 2000, 2001, 2003, 2005, 2006, 2008), satu Piala UEFA (1996), dan titel Liga Champions (2001) --kesemuanya untuk Munich.

Sayangnya Kahn belum pernah bisa membawa negaranya, Jerman, merengkuh predikat juara Piala Dunia. Namun, Kahn sempat membawa negaranya ke final tahun 2002 hanya untuk disungkurkan Brasil 0-2. Di turnamen itu Kahn dinobatkan jadi kiper terbaik sekaligus meraih Bola Emas yang jadi ganjaran pemain terbaik partai final.

Peraih predikat kiper terbaik Eropa empat kali berturut-turut (1999-2002) tersebut juga sukses membawa "Der Panzer" jadi kampiun Eropa pada gelaran Euro 1996 di Inggris.

Pikirkan Hamburg, Kuyt Masih Ingin di Liverpool




Liverpool - Dirk Kuyt "nyaris" dilepas Liverpool pada bursa transfer musim panas ini. Ia bertahan di Anfield dan malah berharap kontraknya diperpanjang, walaupun juga memikirkan sebuah klub lain: Hamburg SV.

Kuyt sempat diincar serius oleh Hamburg terutama ketika Liverpool masih gencar mengincar Gareth Barry, sehingga butuh tambahan uang setelah sebelumnya membeli Robbie Keane dari Tottenham Hotpus.

Namun, penyerang internasional Belanda itu, yang baru dua musim membela The Reds, merasa belum puas melakoninya karirnya bersama klub kota pelabuhan di Inggris itu. Walaupun akan ada persaingan dengan Keane untuk menjadi tandem Fernando Torres, ia memilih bertahan.

Meski demikian Kuyt tidak berkata 'tidak' saat ditanya soal kemungkinan pindah ke Hamburg. Ia mengaku cukup tertarik untuk bekerja sama dengan pelatih yang juga berasal dari Belanda, Martin Jol.

"Jol salah satu pelatih Belanda terbaik. Dia adalah seseorang yang saya ingin bekerja sama dengannya di masa mendatang," tukas Kuyt kepada Sportweek yang dikutip Sportinglife.

Hanya saja, sambungnya, bermain dengan Jol bukanlah rencana jangka pendek. Prioritas Kuyt adalah tetap bersama Liverpool, yang mana kontraknya akan habis dua tahun lagi, dan ia ingin tambah.

"Bagaimanapun, tak pernah terlintas di benakku untuk meninggalkan Liverpool. Saya senang di sini. Hamburg, tentu saja, bukan klub kecil, tapi tidak bisa dibandingkan dengan Liverpool. Kontrakku masih dua tahun lalu, dan mudah-mudahan akan ada perpanjangan," pungkasnya.

Gerrard Tak Ikut Liverpool Jamu MU




Liverpool - Akhir pekan ini Liga Inggris memunculkan big match saat Liverpool menjamu Manchester United. Malang buat The Reds karena mereka dipastikan tak akan diperkuat Steven Gerrard.

Akibat mengalami cedera pada pahanya, Gerrard terpaksa menjalani operasi beberapa pekan lalu. Karena sudah berlangsung cukup lama, Rafael Benitez sempat menyuarakan optimismenya kalau sang kapten bakal bisa merumput di laga krusial tersebut, sesuatu yang kini dipastikan urung terjadi lantaran sang pemain mengaku belum pulih benar.

"Itu sedikit terlalu cepat. Saya punya peluang untuk bermain di Liga Champions di Marseille. Saya sudah berbicara dengan manajer dan saya katakan padanya kalau saya butuh melakukan beberapa latihan sebelum kembali bermain. Saya tak mau menjalani peratndingan besar setelah hanya menjalani satu sesi latihan dengan rekan yang lain," ungkap Gerrard di Guardian.

Kabar absennya Gerrard jadi pukulan besar buat The Reds. Apalagi mereka sebelumnya sudah ditinggal Fernando Torres yang mengalami cedera hamstring, hilangnya duet tersebut jelas banyak mengurangi kekuatan Liverpool.

Meski tak diperkuat dirinya dan juga Torres, Liverpool disebut Gerrard masih berpeluang besar meraih poin maksimal atas MU. Dalam beberapa tahun terakhir statistik memang lebih memihak The Red Devils, namun jika mampu menjebol jala lawan lebih dulu maka kemenangan akan jadi hal yang sangat mungkin didapat.

Dalam pertandingan seperti ini, gol pertama sangatlah penting. Jika Anda kebobolan lebih dulu, maka sembilan dari sepuluh percobaan tak akan berakhir dengan kemenangan. Sangat penting mengambil sedikit risiko demi mencetak gol saat menghadapi tim seperti ini karena itu akan memberi Anda dorongan psikologis," pungkas gelandang 28 tahun itu.

Minggu, 07 September 2008

Project Pop - Bukan Superstar

Andai aku Pasha Ungu
semua wanita kan memburuku
Bila aku Ariel Peterpan
kau yakin ngefans karena urang keren

Sexy badannya.. Mulan Jameela
cantiknya dia seperti aku
Giring Nidji sahabat aku
dekat denganku.. dialah aku..

Tapi kenyataan aku bukan siapa-siapa
kuingin engkau mencintaiku apa adanya

Ku bukan superstar kaya dan terkenal
Ku bukan saudagar yang punya banyak kapal
Ku bukan bangsawan, ku bukan priyayi
Ku hanyalah orang yang ingin dicintai

Haa haa haaa… Haa haa haaa…

Andai ku Letto wis pasti aku wong jowo
Tapi kenyataan aku bukan siapa-siapa
kuingin engkau mencintaiku apa adanya

Ku bukan superstar kaya dan terkenal
Ku bukan saudagar yang punya banyak kapal
Ku bukan bangsawan, ku bukan priyayi
Ku hanyalah orang yang ingin dicintai

Kata orang ku mirip Glenn Fredly
suara merdu, wanita jatuh hati
Namun semua itu hanya mimpi bagimu woohoo~

Jadi… semua itu hanya mimpi?
Ya iya laah… masya ya iya dong
duren aja dibelah bukan dibedong

Ku bukan superstar kaya dan terkenal
Ku bukan saudagar yang punya banyak kapal
Ku bukan bangsawan, ku bukan priyayi
Ku hanyalah orang yang ingin dicintai

Kamu bukan super, kamu bukan setar
Kalo digabungin kamu bukan supersetarr..
Ku bukan bangsawan, ku bukan priyayi
Ku hanyalah orang yang ingin dicintai

Haa haa haaa… Haa haa haaa…

Barton Masih Panen Sanksi



AFP/Shaun Curry
London - Kasus penyerangan kepada Ousmane Dabo oleh Joey Barton masih memberikan masalah bagi si penyerang. Gelandang Newcastle United itu harus menerima sanksi yang cukup berat.

Barton memang sempat membuat masalah beberapa waktu lalu. Di sesi latihan, ia memukuli Dabo hingga tak sadarkan diri.

Akibat dari aksi tidak simpatiknya itu, Barton sudah terlebih dahulu dikenai hukuman percobaan selama empat bulan selama dua tahun. Barton juga harus menjalani kerja sosial.

Sanksi tambahan juga masih harus diterimanya, yaitu larangan bertanding di 12 laga oleh asosiasi sepakbola Inggris, FA. Selain itu juga diharuskan membayar denda sebesar 25 ribu poundsterling, sekitar Rp 412 juta.

"Anggota komisi (disiplin) ingin menghukum insiden penyerangan tersebut, namun masih ingin memberi kesempatan kepada Barton untuk memastikan sikap profesionalnya tidak menurun lagi dan memastikan ia mengetahui konsekuensinya bila ia membuat kesalahan serius lainnya," demikian pernyataan ketua Komisi Regulator Independen FA, Maurice Amstrong seperti dikutip Reuters.

Terlibat kasus seperti ini bukan kali pertama di alami Barton. Sebelum menjadi terdakwa atas pemukulan terhadap Dabo, ia juga sempat menjalani sanksi penjara selama enam bulan karena menyerang seorang pemuda di pusat kota Liverpool City pada Desember 2007. Ia dibebaskan setelah 74 hari mendekam di tahanan.

City Gagal Bikin Cemas Fergie



AFP/Paul Ellis
Nyon - Pengambilalihan Manchester City dari Thaksin Shinawatra oleh pengusaha Uni Emirat Arab menjadikan klub itu sebagai raksasa baru. Namun hal itu tidak bikin cemas Sir Alex Ferguson.

Abu Dhabi United Groups for Development (ADUG) membeli City dengan harga yang konon mencapai 220 juta poundsterling (Rp 3,6 triliun). Dengan kekuatan uangnya, ADUG diperkirakan bakal menjadi 'Chelsea baru'.

Bukti sudah tersaji. Hanya beberapa saat setelah resmi memegang kendali, City mendatangkan Robinho. Deretan pemain-pemain incaran digelar; bahkan ada yang menyarankan The Citizen membeli para pemain rival sekotanya, Manchester United!

City pun menjelma sebagai satu raksasa baru di Premier League. Bukan tidak mungkin dominasi MU dalam beberapa tahun terakhir bisa goyah. Tapi hal itu ditepis Ferguson.

"Saya tidak khawatir," ujar sang manajer MU ketika mengikuti pertemuan sejumlah pelatih terkenal di markas UEFA di Nyon, Jumat (5/9/2008), seperti dilansir Reuters.

"Kami sudah memiliki pengaturan sendiri yang bagus. Kami sudah bekerja untuk terus membangun tim yang kami miliki. Jadi kami hanya harus melanjutkannya," lanjut Fergie lagi.

Liverpool boleh menguasai Liga Inggris dengan koleksi 18 titelnya. Namun dominasi MU di era 1990-an dan awal 2000-an membuat mereka menjadi tim yang terus diincar untuk dijatuhkan.

"Selalu ada tantangan dalam sepakbola. Beberapa tahun lalu, ada Chelsea. Lalu beberapa tahun lalu lagi ada Arsenal. Dari manapun tantangan datang, kami harus menerimanya. Jadi itu tidak mengubah apapun," yakin manajer berkebangsaan Skotlandia itu.